Jumat, 26 Oktober 2012

Kanker Pada Sistem Pencernaan


 Kanker Kerongkongan
 Kanker Lambung
 Tumor Usus Halus
 Kanker Kolorektal
 Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut
 Kanker Hati Metastatik



Kanker Kerongkongan




Tumor non-kanker yang paling sering terjadi di kerongkongan adalah leiomioma, suatu tumor dari otot polos. Ramalan penyakitnya (prognosis) baik sekali.

Kanker kerongkongan yang paling sering ditemukan adalah karsinoma, baik karsinoma sel skuamosa (karsinoma epidermoid) maupun adenokarsinoma.
Kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma (kanker limfosit), leiomiosarkoma (kanker otot polos kerongkongan) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya.

Kanker bisa terjadi di bagian manapun dari kerongkongan.
Bisa muncul sebagai suatu penyempitan dari kerongkongan, suatu benjolan atau suatu daerah datar yang abnormal (plak).

PENYEBAB

Kanker kerongkongan lebih sering terjadi pada orang yang :
- kerongkongannya telah menyempit karena mereka pernah menelan larutan basa kuat, misalnya cairan untuk pembersih
- menderita akalasia (keadaan dimana katup kerongkongan bagian bawah gagal membuka)
- memiliki sumbatan di kerongkongan, misalnya selaput kerongkongan
- menderita kanker kepala dan leher.

Merokok dan penggunaan alkohol juga meningkatkan resiko terjadinya kanker kerongkongan, terutama karsinoma sel skuamosa.
Pada beberapa penderita, perubahan lapisan kerongkongan merupakan tanda pertama dari kanker. Perubahan ini terjadi setelah iritasi kerongkongan menahun oleh asam atau empedu.

GEJALA

Karena kanker kerongkongan cenderung menyumbat jalannya makanan, maka gejala awalnya biasanya berupa kesulitan menelan makanan padat.
Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan lunak dan kemudian cairan. Akibatnya berat badannya menurun.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium radioopak sehingga akan tampak pada foto rontgen kerongkongan, yang menandai daerah penyumbatan.

Daerah abnormalnya juga sebaiknya diperiksa dengan endoskopi.
Selama endoskopi diambil contoh jaringan kerongkongan untuk pemeriksaan mikroskopis (biopsi) dan untuk pemeriksaan sitologi (brush cytology).

PENGOBATAN

Kurang dari 5% penderita kanker kerongkongan bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul.

Kemoterapi tidak menyembuhkan kanker kerongkongan, tapi bila digunakan baik sendiri maupun bersamaan dengan terapi penyinaran, dapat menurunkan gejala dan memperpanjang harapan hidup.

Pembedahan untuk mengangkat tumor, bila masih memungkinkan, bisa mengurangi gejala untuk sementara, tapi jarang menyembuhkan.

Pengobatan lain yang bisa meringankan gejala adalah:
- melebarkan daerah yang menyempit
- memasukan tabung untuk menjaga supaya kerongkongan tetap terbuka
- bypass tumor dengan menggunakan sepotong usus - terapi laser untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat kerongkongan.

PENCEGAHAN

Terbukti tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Namun, untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan, Anda dapat:

1. Berhenti merokok atau tidak mulai merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga perlu mendapatkan beberapa bantuan. Dokter Anda dapat mendiskusikan manfaat dan risiko dari banyak berhenti merokok strategi, seperti obat-obatan, produk pengganti nikotin dan konseling.
2. Minum alkohol hanya dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Bagi perempuan dan orang dewasa yang lebih tua, ini berarti satu gelas per hari. Bagi laki-laki, sedang minum berarti tidak lebih dari dua gelas per hari.
3. Pilih makanan sehat penuh dengan buah-buahan dan sayuran. Vitamin dan antioksidan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi resiko kanker kerongkongan. Makan berbagai buah-buahan dan sayuran berwarna.
4. Berhati-hatilah di sekitar bahan kimia. Ketika bekerja dengan bahan kimia, baik di pekerjaan atau di sekitar rumah Anda, dengan hati-hati ikuti petunjuk penggunaan. Hindari menghirup uap kimia berbahaya. Perbaiki ventilasi ruangan tempat Anda bekerja dan pakai masker hidung dan mulut Anda.
 
 

Kanker Lambung



Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.

Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma.
Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.

Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan.
Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang.

PENYEBAB

Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.

Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.

Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.

Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
- asupan garam yang tinggi
- asupan karbohidrat yang tinggi
- asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
- asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang telah terbukti menyebabkan kanker.

GEJALA

Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan.
Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.

Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.

Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya.
Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).

Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut.

Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas.
Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.

DIAGNOSA

Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak lambung.
Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.

Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.

Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
- memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung
- bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung
- bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.

PENGOBATAN
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi.

Bila karsinoma ditemukan di dalam lambung, pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.
Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya ikut diangkat.

Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.

PENCEGAHAN

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker perut, jadi tidak ada cara untuk mencegahnya. Tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kanker perut dengan membuat perubahan kecil kehidupan sehari-hari Anda. Sebagai contoh, cobalah untuk:

1. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berwarna.
2. Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang tidak menambahkan natrium.
3. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.
4. Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker perut. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko kanker perut, seperti anemia, maag dan perut polip. Jika Anda telah didiagnosa dengan salah satu kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini mempengaruhi risiko kanker perut. Bersama Anda dapat mempertimbangkan periodik endoskopi untuk mencari tanda-tanda kanker perut. Tidak ada pedoman untuk menentukan siapa yang harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko Anda cukup tinggi bahwa manfaat dari skrining lebih besar daripada potensi resiko.  

Tumor Usus Halus
 

Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak.
Tumor ganas yang kurang sering ditemukan meliputi karsinoma, limfoma dan tumor karsinoid.

TUMOR JINAK

Tumor jinak pada usus halus meliputi:
- Lipoma (sel-sel lemak)
- Neurofibroma (sel-sel saraf)
- Fibroma (jaringan ikat)
- Leiomioma (sel-sel otot).

Kebanyakan tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan terdapatnya darah salam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).

Bisa dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengamati tumor dan mengambil contoh untuk pemeriksaan mikroskopik.
Foto rontgen barium dapat menunjukkan seluruh usus halus dan bisa digunakan untuk menggambarkan keadaan tumor.

Arteriografi (foto rontgen yang diambil setelah zat warna disuntikkan ke dalam pembuluh darah) bisa dilakukan pada pembuluh darah usus, terutama bila tumornya berdarah.
Teknetium radioaktif bisa disuntikkan ke dalam pembuluh darah dan dilihat hasilnya pada foto rontgen. Prosedur ini membantu menentukan lokasi dari tumor yang berdarah.

Perdarahan kemudian dikoreksi dengan pembedahan.
Pertumbuhan kecil bisa dihancurkan melalui endoskopi dengan elektrokauter, panas atau fototerapi laser.

Untuk pertumbuhan yang besar, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

TUMOR GANAS

Karsinoma pada usus halus jarang terjadi. Tetapi lebih sering terjadi pada penderita penyakit Crohn di usus halus.

Limfoma, kanker yang terjadi pada sistem getah bening, bisa tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum) atau bagian bawah usus halus (ileum).
Limfoma bisa menyebabkan bagian usus menjadi kaku dan memanjang. Kanker ini lebih sering ditemukan pada penderita penyakit seliak.

Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid.
Tumor bisa menyebabkan penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut menggelembung dan muntah.
Tumor karsinoid bisa mengeluarkan hormon yang menyebabkan diare dan kemerahan di kulit.

Diagnosis kanker usus halus dibuat berdasarkan hasil foto rontgen barium, endoskopi atau pembedahan eksplorasi.

Pengobatan terbaik adalah pengangkatan tumor.

Sarkoma Kaposi

Sarkoma Kaposi yang sangat ganas, terutama terjadi di Afrika dan pada penerima organ cangkokan serta penderita AIDS.
Tumor ini bisa dimulai di bagian usus mana saja, tetapi biasanya dimulai dari lambung, usus halus atau di akhir usus besar.

Walaupun biasanya tidak menimbulkan gejala, penderita bisa mengalami diare dan tinjanya bisa mengandung protein dan darah.
Bisa terjadi intususepsi (masuknya sebagian usus ke dalam usus di dekatnya), cenderung menyumbat usus dan menghentikan aliran darah ke usus, sehingga perlu dilakukan pembedahan darurat.

Sarkoma Kaposi juga bisa muncul sebagai bintik merah keunguan di kulit.

Untuk memperkuat diagnosis, perlu dilakukan pembedahan eksplorasi.

Pengobatannya adalah pengangkatan tumor melalui pembedahan. 
 
 

Kanker Kolorektal

Di negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker kolorektal) adalah jenis kanker no 2 yang paling sering terjadi dan kanker penyebab kematian no 2.
Angka kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60-75 tahun.

Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker rektum lebih sering ditemukan pada pria.
Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih dari satu kanker kolorektum pada saat yang bersamaan.

Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena.Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

PENYEBAB
Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker.
Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon.
Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker.
Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolon, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui.
Di seluruh dunia, orang dengan resiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat.
Resiko agaknya menurun dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran seperti toge Brusel, kubis dan brokoli.

GEJALA
Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum menyebabkan gejala.
Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker.

Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker.
Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut.
Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan satu-satunya gejala.

Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak padat.
Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian.
Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal. Penderita mengalami nyeri kram perut atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah, tetapi lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.

Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan.
Pada kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker.
Pada kanker rektum, penderita bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa rektumnya belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya penderita tidak merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan diluar rektum
DIAGNOSA

Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal.
Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung jumlah darah.
Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja.
Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.

Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan beberapa enema.
Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan sigmoidoskop.
Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.
Kolonoskopi
Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali; jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik.

PENGOBATAN

Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus yang terkena dan sistem getah beningnya.
30% penderita tidak dapat mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia, tapi tidak menyembuhkan tumornya.

Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi.

Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum.
Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.

Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan ujung rektum dan anus. Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian akhir dari kolon.

Terapi penyinaran setelah pengangkatan tumor, bisa membantu mengendalikan pertumbuhan tumor yang tersisa, memperlambat kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup.
Pengangkatan tumor dan terapi penyinaran, efektif untuk penderita kanker rektum yang disertai 1-4 kanker kelenjar getah bening. Tetapi kurang efektif pada penderita kanker rektum yang memiliki lebih dari 4 kanker kelenjar kelenjar getah bening.

Jika kanker kolorektal telah menyebar dan tampaknya pembedahan tidak membantu penyembuhan, bisa dilakukan kemoterapi dengan florouracil dan levamisole, yang bisa meningkatkan harapan hidup.

Bila kanker kolorektal telah begitu menyebar sehingga tidak dapat diangkat seluruhnya, pembedahan untuk meringankan penyumbatan usus, bisa meringankan gejala. Tetapi harapan hidupnya hanya sekitar 7 bulan.
Jika kanker telah menyebar hanya ke hati, obat kemoterapi dapat disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah yang menuju ke hati. Meskipun mahal, pengobatan ini bisa memberikan lebih banyak keuntungan daripada kemoterapi yang biasa. Tetapi pengobatan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Bila kanker telah menyebar di luar hati, pengobatan ini tidak efektif lagi.

Setelah kanker kolorektal diangkat seluruhnya melalui pembedahan, dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa usus yang tersisa, sebanyak 2-5 kali setiap tahunnya.Bila pemeriksaan ini tidak menunjukkan adanya kanker, pemeriksaan berikutnya dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.

Penyebaran kanker & angka harapan hidup penderita kanker kolorektal

Penyebaran kanker
Angka harapan hidup 5 tahun
Kanker hanya menyebar ke lapisan mukosa usus
90%
Kanker menyusup ke dalam lapisan otot usus
80%
Kanker menyebar ke kelanjar getah bening
30%
 
 

Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut



Pertumbuhan jinak (non-kanker, benigna) dan pertumbuhan ganas (kanker, maligna) bisa berasal dari berbagai jaringan di dalam dan di sekitar mulut, termasuk tulang, otot dan saraf.
Kanker yang berasal dari lapisan mulut atau jaringan permukaan disebut karsinoma, kanker yang berasal dari jariangan yang lebih dalam disebut sarkoma.

Meskipun jarang terjadi, kanker yang ditemukan di dalam mulut bisa berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama paru-paru, payudara dan prostat.

Kanker dengan garis tengah kurang 1 cm biasanya dapat diobati dengan mudah.
Tetapi kebanyakan kanker tidak terdiagnosis sampai kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening rahang dan leher.
Karena terlambatnya penemuan kanker ini, maka 25% dari kanker mulut bersifat fatal.

PENYEBAB

Resiko paling tinggi ditemukan pada peminum alkohol dan perokok tembakau.
Sekitar duapertiga kanker mulut terjadi pada pria.

Merokok sigaret lebih mungkin menyebabkan kanker mulut dibandingkan merokok cerutu atau melalui pipa.
Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi dimana sebuah sigaret atau pipa biasanya diletakkan di bibir.
Dengan biopsi, bisa diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.

Iritasi yang berulang karena tepi yang tajam dari gigi yang patah, tambalan atau gigi palsu dapat merupakan resiko tambahan untuk terjadinya kanker mulut.
Orang-orang yang pernah menderita kanker mulut mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker lainnya.

GEJALA

Kanker mulut paling banyak terjadi pada bagian pinggir lidah, dasar mulut dan langit-langit lunak (bagian belakang dari atap mulut).
Kanker pada lidah dan dasar mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuamosa.

Sarkoma Kaposi adalah kanker dari pembuluh darah yang dekat dengan kulit.
Sarkoma Kaposi sering ditemukan di dalam mulut (biasanya di langit-langit mulut) penderita AIDS.

Pada orang-orang yang mengunyah tembakau dan menghisap tembakau, bagian dalam dari pipi dan bibir merupakan tempat sering ditemukannya kanker.
Kanker ini merupakan karsinoma verukosa yang pertumbuhannya lambat.

Melanoma adalah suatu kanker yang biasanya terjadi di kulit, dan lebih jarang terjadi di dalam mulut.
Suatu daerah dalam mulut yang berubah menjadi coklat atau lebih gelap dari biasanya mungkin merupakan suatu melanoma dan harus diperiksakan ke dokter atau dokter gigi.
Melanoma harus dibedakan dengan daerah berpigmentasi yang normal ditemukan di dalam mulut, yang sering terjadi pada beberapa keluarga dan terutama pada orang-orang Mediteranian dan orang kulit hitam.

Lidah

Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin gigi.

Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah.
Hampir tidak pernah di pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah menderita sifilis yang tidak diobati selama beberapa tahun.
Karsinoma sel skuamosa pada lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya.

Eritroplakia (daerah kemerahan di mulut) merupakan petanda dari kanker.
Seseorang dengan eritroplakia pada bagian pinggir lidahnya harus segera memeriksakan diri ke dokter atau dokter gigi.

Dasar Mulut

Pada stadium dini, kanker dasar mulut tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin gigi.
Kanker dasar mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuamosa, yang tampak seperti luka terbuka dan cenderung tumbuh ke dalam struktur di bawahnya.

Siapapun yang memiliki bercak kemerahan (eritroplakia) di dasar mulutnya, harus segera menemui dokter atau dokter gigi karena bisa merupakan petunjuk dari adanya kanker.

Langit-langit Lunak

Kanker pada langit-langit lunak bisa berupa karsinoma sel skuamosa atau kanker yang dimulai di dalam kelenjar ludah kecil di langit-langit lunak.
Karsinoma sel skuamosa seringkali tampak seperti sebuah luka terbuka.
Kanker yang dimulai dalam kelenjar ludah kecil biasanya muncul sebagai pembengkakan yang kecil.

Lapisan Mulut

Jika lapisan sebelah dalam mulut yang lembab (mukosa mulut) mengalami iritasi dalam waktu yang lama, bisa terbentuk suatu bercak putih mendatar (leukoplakia).
Bintik tersebit berwarna putih karena merupakan penebalan dari lapisan keratin, bahan yang menutupi lapisan terluar dari kulit dan dalam keadaan normal terdapat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak di dalam mukosa mulut.

Berbeda dengan bercak putih lainnya dalam mulut (karena penumpukan makanan, bakteri atau jamur), leukoplakia tidak dapat dibersihkan.
Sebagian besar leukoplakia merupakan respon perlindungan terhadap cedera lebih lanjut.
Tetapi dalam proses pembentukan penutup pelindung ini, beberapa sel bisa mengalami keganasan.

Sebaliknya, eritroplakia (bercak kemerahan dalam mulut) merupakan akibat dari penipisan membran mukosa.
Daerah tersebut tampak kemerahan karena kapiler (pembuluh darah kecil) di bawahnya lebih mudah terlihat.

Eritroplakia lebih merupakan petanda kanker yang lebih buruk dibandingkan leukoplakia.
Seseorang dengan bercak merah pada mulut harus segera menemui dokter atau dokter gigi.

Ulkus adalah sebuah lobang yang terbentuk di dalam mukosa bila lapisan paling atas dari sel mukosa itu hancur dan rusak, sehingga jaringan dibawahnya terlihat.
Suatu ulkus tampak putih karena adanya sel-sel yang mati dalam lobang tersebut.

Ulkus mulut sering terjadi karena perlukaan atau iritasi pada jaringan, misalnya jika secara tidak sengaja bagian dalam dari pipi tergigit atau tergores.
Penyebab lain adalah sariawan dan bahan-bahan iritan, seperti aspirin yang dihisap di gusi.

Ulkus yang bersifat jinak selalu nyeri.
Suatu ulkus yang tidak terasa sakit dan menetap sampai lebih dari 10 hari mungkin bersifat pre-kanker atau kanker dan harus segera diperiksa oleh dokter atau dokter gigi.

Pada seseorang yang mempunyai kebiasaan mengunyah tembakau atau menghisap tembakau, dapat terjadi benjolan putih pada pipi bagian dalamnya.
Benjolan ini dapat berkembang menjadi karsinoma verukosa.

Gusi

Suatu benjolan atau penonjolan di gusi bukan merupakan sesuatu yang membuat kita waspada.
Jika penyebabnya bukan abses periodontal maupun abses gigi, mungkin merupakan suatu pertumbuhan non-kanker yang disebabkan oleh iritasi.

Pertumbuhan non-kanker relatif sering terjadi dan jika perlu, biasa diangkat dengan mudah melalui pembdahan.
Pada 10-40% penderita, pertumbuhan non-kanker ini terjadi berulang-ulang karena iritasi terus berlanjut.
Jika penyebab timbulnya iritasi adalah gigi palsu yang kurang tepat letaknya, maka harus segera diperbaiki atau diganti.

Bibir

Bibir (terutama bibir bawah), merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya matahari (keilosis aktinik), sehingga bibir tampak pecah-pecah dan kemerahan, keputihan atau campuran dari merah dan putih.
Untuk menentukan apakah bintik tersebut bersifat ganas atau tidak, bisa dilakukan biopsi.

Kanker di bibir sebelah luar lebih sering terjadi pada daerah beriklim panas.

Kanker pada bibir atau bagian mulut lainnya seringkali terasa keras seperti batu dan menempel pada jaringan di bawahnya, sedangkan benjolan non-kanker di daerah ini dapat digerakkan.
Kelainan pada bibir atas lebih jarang terjadi dibandingkan dengan bibir bawah, tetapi lebih mungkin menjadi ganas dan memerlukan perhatian medis.

Pada pengunyah atau penghisap tembakau, bisa tumbuh benjolan putih di bagian dalam bibir.
Benjolan ini bisa tumbuh menjadi karsinoma verukosa.

Kelenjar Ludah

Tumor kelenjar ludah dapat bersifat jinak dan ganas.
Tumor bisa terjadi dalam salah satu dari ketiga pasang kelenjar ludah mayor:
- kelenjar parotis (di bagian pinggir wajah, di depan telinga)
- kelenjar submandibuler (dibawah tepian rahang)
- kelenjar sublingual (di dasar mulut, di depan lidah).

Tumor juga bisa terjadi dalam kelenjar ludah minor yang tersebar di hampir seluruh mukosa mulut.
Pertumbuhan pada stadium dini bisa nyeri bisa tidak.
Tumor ganas cenderung tumbuh cepat dan teraba keras.

Rahang

Berbagai jenis kista non-kanker menyebabkan nyeri dan pembengkakan rahang.
Kista ini sering tumbuh di samping gigi geraham bungsu yang mengalami impaksi (terjepit dalam rahang sehingga tidak dapat tumbuh keluar) dan meskipun tidak ganas, kista dapat merusak sejumlah daerah tulang rahang.
Jenis kista tertentu cenderung bersifat kambuhan.

Odontoma merupakan pertumbuhan non-kanker dari sel-sel pembentuk gigi yang tampak seperti gigi kecil dengan bentuk yang berubah.
Odontoma bisa mengambil tempat tumbuhnya gigi yang normal atau menghalangi pertumbuhan gigi yang normal, sehingga seringkali diangkat melalui pembedahan.

Kanker rahang sering menyebabkan nyeri dan mati rasa.

Rontgen tidak selalu dapat membedakan kanker dari kista, pertumbuhan tulang non-kanker atau kanker yang telah menyebar dari tempat lainnya di tubuh.
Rontgen biasanya menunjukkan pinggiran yang tidak teratur dari kanker rahang dan bisa menunjukkan bahwa kanker telah menggerogoti akar dari gigi di dekatnya.

Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis kanker rahang.

PENGOBATAN

Menghindari cahaya matahari mengurangi resiko terjadinya kanker bibir.

Menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan, dapat mencegah hampir seluruh kanker mulut.

Pencegahan lainnya adalah memperhalus tepian gigi yang patah atau menambalnya.

Vitamin anti-oksidan (vitamin C dan E, beta-karoten) memberikan perlindungan tambahan.

Jika kerusakan karena cahaya matahari mengenai daerah bibir yang luas, bisa dilakukan pencukuran bibir, dimana selurah lapisan terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser, untuk mencegah berkembangnya kanker.

Keberhasilan pengobatan kanker mulut dan bibir sangat tergantung kepada seberapa jauh kanker telah berkembang.
Kanker mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh tetapi cenderung menyusup ke dalam kepala dan leher.

Jika seluruh kanker dan jaringan normal di sekitar kanker diangkat sebelum kanker menyebar ke kelenjar getah bening, maka angka kesembuhannya tinggi.
Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, jarang terjadi penyembuhan.

Pada pembedahan, selain mengangkat kanker dalam mulut, juga mengangkat kelenjar getah bening di bawah dan di belakang rahang dan di sepanjang leher.

Penderita kanker mulut atau tenggorokan bisa menjalani terapi penyinaran dan pembedahan atau hanya penyinaran saja.
Terapi penyinaran seringkali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita menjadi kering, yang bisa memicu timbulnya kavitasi (karies gigi) dan masalah gigi lainnya.

Tulang rahang yang terpapar oleh penyinaran tidak akan menyembuh dengan baik, karena itu masalah gigi diobati sebelum dilakukannya terapi penyinaran.
Gigi yang diduga bakal menimbulkan masalah, hendaknya dicabut saja.

Kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk penderita yang telah menjalani terapi penyinaran untuk kanker mulut.

Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi sangat terbatas.
Terapi utama adalah pembedahan dan penyinaran.
 
 

Kanker Hati Metastatik


Kanker Hati Metastatik adalah tumor-tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh yang lain.

PENYEBAB

Tumor ganas metastatik pada umumnya berasal dari paru-paru, payudara, usus besar, pankreas dan lambung.

Leukimia dan kanker sel darah lainnya (misalnya limfoma), bisa juga menyebar ke hati.

Kadang ditemukannya tumor hati metastatik merupakan petunjuk adanya kanker lain pada penderita.

GEJALA

Gejala awalnya sering berupa penurunan berat badan dan berkurangnya nafsu makan.

Hati menjadi besar, keras dan tumpul.

Bisa juga terjadi demam.

Kadang limpa juga ikut membesar, terutama jika kanker berasal dari pankreas.

Rongga perut teregang, karena terisi oleh cairan (asites).

Jika kanker tidak menyumbat saluran empedu, tidak terdapat jaundice atau terdapat sakit kuning yang ringan.
Dalam beberapa minggu sebelum penderita meninggal, jaundice akan bertambah buruk.
Penderita juga akan kehilangan kesadaran dan mengantuk karena racun yang terkumpul dalam otak (ensefalopati hepatikum).

DIAGNOSA

Pada stadium akhir, kanker hati metastatik akan lebih mudah didiagnosis bila dibandingkan dengan kanker stadium awal.

USG, CT scan dan MRI hati bisa menunjukkan adanya kanker, tetapi tidak selalu dapat menemukan tumor-tumor yang kecil atau membedakan suatu tumor dari sirosis dan penyakit lainnya.

Tumor sering menyebabkan kelainan fungsi hati, yang bisa diketahui dari pemeriksaan darah.

Biopsi hati bisa isemperkuat diagnosa pada sekitar 75% kasus.
Untuk membantu memperoleh jaringan kanker dari hati, bisa dipandu oleh USG atau laparoskopi.

PENGOBATAN

Tergantung dari jenisnya, obat-obat anti kanker untuk sementara waktu dapat memperkecil ukuran tumor dan memperpanjang harapan hidup penderita, tetapi tidak mengobati kanker secara tuntas.

Obat anti kanker bisa disuntikan ke dalam arteri hepatika, yang akan mengalirkan obat dalam konsentrasi tinggi secara langsung ke sel-sel kanker di hati.
Tehnik ini lebih memungkinkan untuk memperkecil tumor dan menimbulkan lebih sedikit efek samping, tetapi belum terbukti bisa memperpanjang harapan hidup penderita.

Terapi radiasi (penyinaran) kadang dapat mengurangi nyeri yang hebat, tetapi tidak terlalu efektif.

Jika hanya ditemukan satu tumor, bisa diangkat melalui pembedahan, terutama jika kanker berasal dari usus.

Untuk kanker yang meluas, yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkannya.
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar